Tentang cinta & tanda tanya isi hati

Aku tak tau engkau mengerti atau tidak

Aku tak tau engkau mendengar atau tidak

Aku tak tau engkau sadar atau tidak

Aku tak tau engkau paham atau tidak

 

Bahwa hati ini sesungguhnya ingin menyampaikan sebuah isyarat.

Tentang Rasa, Tentang Cinta, Tentang Kita.

Aku tak tau kau benar tak mengerti Atau sekadar pura-pura.

Atau memang kau sudah tak perduli

Sukma-ku Terus bertanya pada nurani

untuk mencoba memahami arti diam-mu yang penuh dengan teka-teki.

 

Entah hanya firasat dari sebuah intuisi …

Bahwa kau benci …

logika-ku berkata “sudah akhiri saja”

Tapi aku tak bisa bohongi hati kecil…

Bahwa cinta memang terselip  diantara celahnya.

 

mungkin akal sehat telah mati

dan emosi yang mendominasi…

keinginan memiliki mematikan akal sehat.

sehingga aku terus berusaha mendapatkan hatimu

meski kau tak memberi tanda-tanda bahwa kau juga mencintaiku

 

 

Lelah aku menunggumu

Lelah aku mencintaimu

ingin berhenti dan membuka lembaran baru

tapi aku takut kehilangan dirimu

yang pernah singgah sebentar di hati

entah karena apa, kau adalah wanita yang paling aku cintai

sepanjang perjalanan hidup yang pernah aku jalani

cinta yang datang perlahan

membuatku benar-benar takut kehilangan

Terbuang dan Terasing

Berjalan sendiri di tengah keramaian.

Ditengah banyaknya orang yang berlalu lalang, aku merasa berbeda.

karena bentukku yang sederhana dan tak seperti yang lainya.

saat semua sedang asik bicara.

aku hanya bisa terdiam karena suaraku tertahan di kerongkongan.

Tanpa bisa berpendapat aku di buang dan di asingkan.

 

Kenapa yang berbeda selalu di sendirikan?

seolah mereka yang sama selalu benar , karena pendapatnya yang seragam.

Penghakiman dan Olokan dari setan yang merasa Malaikat.

Di mataku mereka hanya sekumpulan kotoran busuk yang menusuk.

memandang yang lain dengan pandangan sinis.

tatapan kesombongan seolah berkata: KAU ITU SAMPAH TAK BERGUNA.

 

Mungkin apa yang mereka lihat saat ini tak akan sama di kemudian hari.

dunia ini terus berjalan waktu terus melaju dengan segala perubahan.

posisi akan berubah seiring berjalanya waktu.

 

 

Senja dan Cerita dongeng tentang Anita

Garis merah sudah membentang di sebelah barat sudut katulistiwa. Seperti biasa aku menantikanmu keluar kelas untuk melihat senyum yang kau hujamkan dan merasuk kedalam hatiku.Ketika itu aku sedang duduk di taman depan kelasmu. Sambil meneteng tas bewarna biru aku melihatmu keluar kelas dan sedang berbincang  asik dengan temanmu. Sambil berlarian kecil aku ingin mendekat  menghampirimu untuk sekedar menyapa… tapi entah kenapa kaki tiba-tiba terasa berat untuk melangkah nyaliku tiba tiba menciut karena aku baru ingat kita baru saja bertengkar  oleh sesuatu yang tidak perlu kita perdebatkan. terkadang aku juga merasa aneh kenapa jika denganmu aku merasa sikapku kembali seperti anak-anak yang tidak mau mengalah dengan adiknya ditambah lagi sikapmu yang egosentris yang membuat pertengkaran kita malah menjadi jadi, sewaktu-waktu kita bisa saja kembali akrab tapi selang waktu beberapa jam kita bisa bertengkar kembali oleh masalah-masalah yang seharusnya tidak perlu kita perdebatkan, seperti batu yang bertemu dengan batu yang jika di benturkan maka salah satu akan pecah atau mungkin keduanya. Oleh sebab itu aku berusaha menjadi air agar kamu tidak pecah, dan kita sama-sama tidak hancur.

aku kembali duduk  di kursi tempatku beranjak…. tiba-tiba dari belakang ada seorang yang menyapaku ” Hai Andi”  aku menoleh dari asal suara yang aku dengar, ternyata itu dina sahabatku”hai dina” balasku sambil tersenyum ke arahnya…”kenapa an kelihatanya wajahmu lesu sekali” tanya dina, gak papa dina mungkin karena sedikit ada perasaan yang menggangguku”jawabku,”aku tau pasti itu karena gadis ber tas biru itu kan”balas dina, aku hanya tersenyum membalas apa yang baru saja  dina  ucapkan tanpa membalas apa yang ia lontarkan. aku mengalihkan obrolanku ke topik lain,setelah usai ngobrol panjang akhirnya kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. sesampai dirumah seperti biasa aku duduk di kursi dekat kolam dan menulis apa yang aku rasakan. apa yang aku tulis ini seperti dongeng yang menggambarkan tentang drama cinta yang tak ada romantis romantisnya.

 Cuplikan Naskah Novel: Tuhan Izinkan aku berJodoh denganya

Isyarat hati

Lagi-lagi rasa sepi itu berkecamuk dalam hati.

Kesedihan yang tak tau dari mana ia berasal

Seperti tamu yang tak di undang ia datang dan pergi tanpa salam

Apa sebabnya, diri ini juga tak paham

Kegundahan yang membuat resah

Ingin Marah tapi tertahan

Ingin Menangis…

Tapi air mata mengering

Sesak….

Sesak dalam dada

Seperti kehilangan nafas aku tersengal-sengal

Seperti Rasa lelah se usai berlari

Seperti di bangkitkan sendiri di padang Maksyar

Hanya melihat padang gurun

Dan matahari di sejengkal jari ku sendiri

Hari ini aku benar-benar tak bisa mendengar isi hati

Seperti seorang yang tuli dan buta mata hati

Apakah aku harus seperti ini?

Melebur dalam ketidak pastian

Gundah dalam ke bimbangan …

karena sesuatu yang tak aku mengerti

Hidup memang kadang membuat kita tak paham akan arti sebuah isyarat

Isyarat isi hati yang penuh dengan teka-teki

 

 

 

Terinjak injak di rumah sendiri

Purnama suci yang dinantikan pemburu bersurban putih telah tiba
hari ke agungan yang dinantikan para sufi 
menahan diri dari godaan teriknya matahari
dan segala sesuatu yang berbau duniawi

ini adalah purnama kami yang suci dan tak ternodai
yang seharusnya dihormati 
oleh para musafir yang hanya bersinggah untuk melepas lelah
tapi akhir2 ini para musafir itu mulai berani menodai purnama kami 
Dengan arogansi yang tak pernah terjadi di hari2 sebelum ini
Menyebar rangkain kalimat yang mereka sendiri tak tau maknanya
memprofokasi domba2 tersesat yang mudah di bodohi 
oleh potongan atau cuplikan lukisan penuh drama
mengaduk prasaan dan isi hati
dan membutakan mata hati
sehingga yang benar terlihat salah dan salah terlihat benar





 

Jadilah Aku yang tak mau di atur

Bukan maksut mengartikan bebas tanpa mementingkan norma, sopan santun dan etika. hanya ingin berbeda pada umumnya bukan berarti hina, apakah kita harus berpikir lurus untuk sampai di tempat yang sama, sementara ada banyak jalan untuk mencapainya. Kadang otak terus berfikir kenapa kita harus terbatasi oleh norma dan adat yang dibuat manusia sementara kebenaran yang hakiki tercipta dari Pencipta. Orang yang cerdas adalah orang yang tau bahwa dia tidak tau. Bukan karena mereka tidak tau tapi karena dia sadar ada yang Maha lebih Tau. Orang yang bebas tak akan membiarkan dirinya terjebak dalam sebuah kepentingan, karena dia sadar tak ada yang bisa mengaturnya … kecuali Penciptanya

Ideologi fitnahtisasi

kognitif setiap orang sangat berbeda memandang sesuatu, tergantung background latar belakang yang dia miliki. Keluarga, Ras , suku, keyakinan, kelompok perkumpulan memainkan peran dalam cara kita memandang sesuatu. tidak ada yang salah dengan pemikiran, yang salah adalah cara menyikapi nya….

Dalam pandangan freud kita mengenal kosep id ego dan super ego , di dalam pandangan agama ada setan malaikat dan hawa nafsu. kedua konsep itu hampir mirip jika kita mengenal maknanya. keduannya memainkan peran dalam kita berprilaku. prilaku kita akan sejalan dengan pengalaman yang kita alami, kadang respon yang kita berikan tanpa sadar itu adalah hasil manifestasi pikiran bawah sadar.

saya selalu mencoba menghargai cara pandang dan cara berprilaku orang lain , meskipun pandangan itu menyudutkan dan prilakunya mengganggu. prilaku individu merupakan cerminan dari suatu kelompok, memang kita tidak bisa menggeneralisasi , tapi kita bisa melihat dari sebuah idiotlogi yang mereka bawa. ketika ada suatu kelompok membawa berita yang mengadu domba , membawa kegusaran , dan prasangka , kadang kita harus menggunakan mata, pikiran , dan hati nurani dalam menyikapinya dan tak lupa meminta petunjuk Allah .

prasangka = prejudice, berakar dari kata pre artinya sebelum,judice= menghukum , jadi prejudice adalah menghukum orang lain sebelum kita tau informasi yang lengkap. cukuplah dikatakan pendusta, orang yang menceritakan semua yang didengar (HR.Muslim).

Hidup dan skenario Pencipta

ini bukan seperti film2 komunis … dimana kaum proletar bisa mengalahkan kaum borjuis , pemerintahan yg semena-mena di tumbangkan oleh rakyat, bukan cerita2 nabi dimana tuhan mengazab hambanya yang membangkang pada peringatan nabinya , bukan soal perang agama dimana keyakinan yang saling di pertentangkan , ini kehidupan. dimana semua berjalan sesuai kehendakNya dan kita hanya figuranya….

Mengapa harus mencinta? (Rahwana &sinta)

apakah cinta itu dari Tuhan , atau hanya hasrat dari sebuah intuisi , atau mungkin hasil kalkulasi dari logika, memang cinta selalu menjadi sebuah pertanyaan untuk Rahwana, mengapa Tuhan membuatnya begitu mencintai sintha ,hingga tidak ada wanita lain yang masuk kedalam singgasana hatinya.

“kenapa harus dia? dia yang tak akan pernah bisa dimiliki … dia yang mungkin hatinya sudah terpaut oleh orang lain , dia yang ada tapi tiada, apakah harus berhenti dan menyerah mendapatkan cintanya? apakah mungkin dia mau dengan seorang raksasa jahat, titisan dari batarakala… mungkin jika suatu saat aku bisa memilikinya memang raganya dalam genggaman tapi sukmanya merdeka…

Apakah mengikhlaskan adalah jalan , atau pilihan dari keputus asaan…”

kebenaran atau pembenaran? 2

kadang kita ingin meneriakan kebenaran yang ada di dalam fikiran kita , tapi kebenaran di isi kepala setiap orang itu berbeda beda …

belajar tentang kebenaran membuat saya lebih banyak diam dan memperhatikan dan menghargai pemikiran orang lain … tapi kadang sesekali rasa geram itu ada ketika saya melihat kefanatikan yang berlebihan, pendapat satu orang yang selalu jadi rujukan … seolah pendapatnya seperti rosul atau bahkan tuhan. hmmm lelah ,

tapi saya tak bisa menyalahkan.. karena itu ya konsep dari isi kepalanya yang telah terbangun saat ideologi tertancap di dalam isi kepalanya…

saya nyaman dengan diri saya yang tak terikat yang mempunyai prespektif yang luas dalam melihat suatu permasalahan …
yang tak terpengaruhi pandanganya oleh sebuah ideologi yang mengikat.