Senja dan Cerita dongeng tentang Anita

Garis merah sudah membentang di sebelah barat sudut katulistiwa. Seperti biasa aku menantikanmu keluar kelas untuk melihat senyum yang kau hujamkan dan merasuk kedalam hatiku.Ketika itu aku sedang duduk di taman depan kelasmu. Sambil meneteng tas bewarna biru aku melihatmu keluar kelas dan sedang berbincang  asik dengan temanmu. Sambil berlarian kecil aku ingin mendekat  menghampirimu untuk sekedar menyapa… tapi entah kenapa kaki tiba-tiba terasa berat untuk melangkah nyaliku tiba tiba menciut karena aku baru ingat kita baru saja bertengkar  oleh sesuatu yang tidak perlu kita perdebatkan. terkadang aku juga merasa aneh kenapa jika denganmu aku merasa sikapku kembali seperti anak-anak yang tidak mau mengalah dengan adiknya ditambah lagi sikapmu yang egosentris yang membuat pertengkaran kita malah menjadi jadi, sewaktu-waktu kita bisa saja kembali akrab tapi selang waktu beberapa jam kita bisa bertengkar kembali oleh masalah-masalah yang seharusnya tidak perlu kita perdebatkan, seperti batu yang bertemu dengan batu yang jika di benturkan maka salah satu akan pecah atau mungkin keduanya. Oleh sebab itu aku berusaha menjadi air agar kamu tidak pecah, dan kita sama-sama tidak hancur.

aku kembali duduk  di kursi tempatku beranjak…. tiba-tiba dari belakang ada seorang yang menyapaku ” Hai Andi”  aku menoleh dari asal suara yang aku dengar, ternyata itu dina sahabatku”hai dina” balasku sambil tersenyum ke arahnya…”kenapa an kelihatanya wajahmu lesu sekali” tanya dina, gak papa dina mungkin karena sedikit ada perasaan yang menggangguku”jawabku,”aku tau pasti itu karena gadis ber tas biru itu kan”balas dina, aku hanya tersenyum membalas apa yang baru saja  dina  ucapkan tanpa membalas apa yang ia lontarkan. aku mengalihkan obrolanku ke topik lain,setelah usai ngobrol panjang akhirnya kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. sesampai dirumah seperti biasa aku duduk di kursi dekat kolam dan menulis apa yang aku rasakan. apa yang aku tulis ini seperti dongeng yang menggambarkan tentang drama cinta yang tak ada romantis romantisnya.

 Cuplikan Naskah Novel: Tuhan Izinkan aku berJodoh denganya

Tinggalkan komentar